yg di atas adalah air 7 raksa yg rasa air nya berbeda2 dari air 1 ke air yg lain, tpi skrng air raksa nya tnggal 5 raksa saja krna 2 lgi tidak tau kmn.
Beberapa Teori kependudukan dalam Menunjang Suatu
Analisa Kependudukan
Berdasarkan
beberapa catatan kependudukan dunia, sejak tahun 1650 laju pertumbuhan penduduk
dunia meningkat dengan cepat, terutama di negara-negara eropa, USA, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan, dalam 2 abad jumlah penduduk bertambah 3 kali
lipat. Misalnya pada tahun 1650 jumlah penduduk berjumalah 113 juta jiwa dan
pada tahun 1850 menjadi 325 juta jiwa.
Untuk Asia dan Afrika dalam jangka
waktu yang sama jumlah penduduk menkadi 2 kali lipat, misalnya pada tahun 1650
jumlah penduduk 430 juta dan pada tahun 1859 menjadi 844 juta jiwa.
Dengan meningkatnya laju pertumbuhan
penduduk dunia menyebabkan jumlah penduduk menigkat dengan cepat dan dibeberapa
bagian dunia telah terjadi kemiskinan dana kekurangan pangan. Sehingga
muncullah para ahli kependudukan yang membedakan dalam 3 kelompok aliran, yaitu
:
A. ALIRAN MALTHUSIAN (Thomas
Robert Malthus)
Robert Malthus ini mengemukakan
beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu :
Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila
tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan
laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)
Menurut aliran ini pembatasan
pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Preventif Checks
(pengekangan diri)
* Moral restraint (pengekangan diri)
- mengekang nafsu seks
- tunda kawin
* Vice atau Kejahatan (pengurangan
kelahiran)
- pengguguran kandungan
- homoseksual
2. Positive Checks (lewat
proses kelahiran)
* Vice atau kejadian
(pencabutan nyawa)
- bunuh anak-anak
- bunuh orang cacat
- bunuh orang tua
* Misery (kemelaratan)
- Epidemi
- bencana alam
- peperangan
- kekurangan makanan
Kritik terhadap teori Malthus
Malthus tidak memperhitungkan
hal-hal sebagai berikut :
kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan
satu daerah dengan daerah lain sehingga distribusi makana dapat berjalan
kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah
menikah
fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan
standar hidup penduduk dinaikkan.
B. ALIRAN MARXIST (Karl &
F. Angel)
Aliran ini tidak sependapat dengan
Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan).
Menurut Marxist tekanan
penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan,
tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis)
Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin
tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan
pembatasan penduduk.
(kedua aliran ini memiliki pendukung
yang sama banyak)
negara2 yang mendukung teori Malthus
umumnya adalah negara berekonomi kapitalis seperti USA, Inggrism Prancis,
Australia, Canada, dll
Sedangkan negara-negara yang
mendukung teori Marxist umumnya adalah negara-negara berekon0mi Sosialist
seperti Eropa Timur, RRC, Korea, Rusia dan Vietnam.
C. ALIRAN NEO-MALTHUSIAN
(Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai
diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih
radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah
penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi.Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil
dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang
berlaya dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada
suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut
sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
SUMBER :http://tuloe.wordpress.com/2010/02/12/teori-kependudukan/
Individu berasal dari kata latin
individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada
kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan
manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga
aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang
keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk
membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai
dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu
berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk
menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya
pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Perkembangan Individu
Manusia pada waktu lahir tampaknya
sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi
berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip
perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan mengikuti pola-pola
tertentu dan berlangsung secara teratur.
2) Perkembangan menuju diferensiasi
dan integrasi dari gerakan-gerakan yang bersifat masal menuju gerakan-gerakan
khusus.
3) Pertumbuhan dan perkembangan
tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara berangsur-angsur
secara teratur dan terus-menerus.
4) Suatu tingkat perkembangan
dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5) Perkembangan antara anak satu
berbeda dengan anak lain, baik dalam perkem-bangan masing-masing aspek
kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut (Hartomo, 2004:
69).
Pengaruh lingkungan masyarakat
terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah
besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya
dengan manusia.
ØKELUARGA
Keluarga adalah sekelompok orang
yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan
dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan
darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa
Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok
kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu.
Keluarg inti(”nuclear family”)
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI (1998).
Kumpulan beberapa orang yang karena
terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
Keluarga adalah dua atau lebih dari
dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis). Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : – Unit
terkecil dari masyarakat – Terdiri atas 2 orang atau lebih – Adanya ikatan
perkawinan atau pertalian darah – Hidup dalam satu rumah tangga – Di bawah
asuhan seseorang kepala rumah tangga – Berinteraksi diantara sesama anggota
keluarga – Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing – Diciptakan,
mempertahankan suatu kebudayaan
Peranan Keluarga Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di
dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami
dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. 3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Tugas-tugas Keluarga Pada dasarnya
tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut : 1. Pemeliharaan fisik
keluarga dan para anggotanya. 2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga. 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing. 4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5.
Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan ketertiban anggota
keluarga. 7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas. 8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi
yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini
tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas
keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas
keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga
dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga
dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala
keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi
fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga
dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga
sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga
yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi
penerus.
9. Memberikan kasih
sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
Menurut William J.Goode (1983),
keluarga dibentuk dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pemuas kebutuhan individual
2. Reproduksi
3. Pemeliharaan
4. Sosialisasi
5. Penempatan anak dalam mayarakat
6. Pengaturan seksual
7. Kontrol sosial
Bahwa keluarga mempunyai fungsi
sebagai pemuas kebutuhan pribadi, dapat ditunjuk contoh konkret misalnya di
bidang cinta., kebutuhan seks, maupun kebutuhan untuk menjaga rahasia pribadi.
Fungsi reproduksi mengandung arti
beranak pinak, atau melahirkan keturunan. Bukankah nyaris tidak ada suami-istri
yang tidak ingin mempunyai keturunan?
Adapun fungsi sosialisasi, yang
dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk membimbing, atau memperkenalkan
dan mengertikan norma-norma kehidupan kepada anak-anaknya. Ini berkaitan pula
dengan fungsi menemptkan anak dalam masyarakat, agar sang anak memahami
tatakrama pergaulan dengan orang-orang di sekelilingnya.
Sedangkan fungsi pengaturan seksual,
adalah fungsi untuk melestarikan atau membudayakan aturan-aturan berhubungan
seksual pada manusia. Pengaturan seksual sebagai fungsi keluarga, dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
1. Menananmkan norma-norma keabsahan
(norm of legitimacy) dalam berhubungan seks. Misalnya tidak boleh berhunbungan
seks dengan orang yang bukan istri atau suami yang sah.
2. Menegakkan tabu-tabu dalam
hubungan seks dengan keluarga dekat. Misalnya: tabu berhubungan seks dengan
keluarga dekat atau di masa pertunangan.
3. Mencegah penyimpangan dalam
hubungan seksual. Misalnya: perzinahan, semen leven (kumpul kebo), pergundikan
(konkubinasi), dan melahirkan sebelum menikah.
Dan fungsi sosial yang dimaksud
adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk selalu mengawasi atau mengontrol
anak-anaknya, agar tidak menyimpang atau ahkan melanggar aturan-aturan hidup
bermasyarakat.
Pecahnya Keluarga
Sebab-sebab pecahnya keluarga
menurut William J.Goode adalah:
1. Ketidaksahan pernikahan, yang
dapat menyebabkan terganggunya fungsi suami-istri.
2. Perceraian, atau pembatalan
pernikahan.
3. Perpisahan karena salah seorang
(suami atau istri) meninggal dunia.
4. Keluarga selaput kosong, ialah
suami-istri yang sebetulnya sudah pecah, tetapi karena factor anak tidak
mungkin bercerai. Mereka masih tetap tinggal satu rumah, tetapi sudah tidak
saling bekomunikasi.
5. Kegagalan peran, karena cacat
jasmani atau mental.
6. Perpisahan Karen aadat. Misalkan
yang terjadi pada keluarga suku Ashanti (Ghana, Afrika). Pengantin-pengantin baru
pada suku ini, setelah menikah harus kembali tinggal dengan orang tua
masing-masing, berhubung karena ikatan adapt istiadat setempat.
Keluarga Besar (Marga)
Keluarga-keluarga inti yang teridri
dari ayah, ibu, dan anak-anak, merasakurang dapat menjamin ketenangan hidupnya
dari desakan keluarga-keluarga lain. Keluarga-keluarga inti yang merasa masih
ada pertalian darah atau perkawinan, lantas berhimpun untuk membentuk keluarga
besar (marga).
Dasar pembentukan marga dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Dasar pertalian darat, atau
kaitan garis keturunan (system congsnguinal), yang dibedakan menjadi dua, yaitu
yang menekankan garis keturunan laki-laki atau bapak (sistem patrilineal), dan
menekankan garis keturunan ibu (sistem matrilineal).
2. Dasar ikatan perkawinan (sistem
conjungal).
KARAKTERISTIK KELUARGA
Dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup
bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak,
kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan
dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota.
STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal : keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami
istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
1. Terorganisasi : saling
berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota
memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan :
setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang
utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya
bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
ØMASYARAKAT
Manusia merupakan makhluk yang
memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di
sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia
memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi
sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
A. Arti Definisi / Pengertian
Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa
pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat
adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat
merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C.
Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok / kumpulan manusia tersebut.
B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur
Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam
masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu
kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang
cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat
aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang
menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota
masyarakat.
C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang
Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat
kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut
sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan
utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa
hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota
baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
Masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang
mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan
mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri
kehidupan yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu
kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang
suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan
menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
1.Masyarakat sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat
sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis
kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpngkal tolak
dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan
yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon,
berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang
ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak
,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2.Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan
yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang
akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional
maupun internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju ,
dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri.
1) Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok
nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi
dua golongan yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer
ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering
berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada
kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan
kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya : keluarga, rukun
tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota
kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Para anggota menerima pembagian
kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut
pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan
tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama
disepakati. Contohnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi
profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu :
kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti
perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan
tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti
lazim berlaku pada kelompok resmi.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi
pembagian kerja sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan
taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf
klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di
antara keduanya daiabaikan (Soerjono Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi cirri
dari bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas
tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri
berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan timbul
konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat
serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki
kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis mengganti tenaga
manusia dengan mesin.
Interaksi Antara Individu, Keluarga
Dan Masyarakat
Seorang individu barulah individu
apabila pola prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan
social yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu
dengan lingkungan sosialnya:
a) relasi individu dengan dirinya
b) relasi individu dengan keluarga
c) relasi individu denganlembaga
d) relasi individu dengan komunitas
e) relasi individu dengan masyarakat
f) relasi individu dengan nasional
ØPENDUDUK
Penduduk atau warga suatu negara
atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
-Orang yang tinggal di daerah
tersebut
-Orang yang secara hukum berhak
tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi
untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal
di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masalah-masalah kependudukan
dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari
dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam
pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer
hingga pelanggan potensial.
Teori Kependudukan
Population perspekstif ialah suatu
pandangan yang berhubungan erat dengan informasi dasar akan teori-teori atau
pandangan bagaimana dunia berasimilasi secara demografi
Secara luas dalam hal ini dikenal
adanya 2 doctrine :
I. Doktrin Pro – Natalis
Masyarakat zaman dulu hanya menganut
1 paham yang menginginkan keberadaan penduduk yang banyak sebagai generasi penggantiakibat
tingkat kematian yang telalu tinggi.
Plato dalam tulisannya “The Law”
menekankan bahwa kestabilan jumlah penduduk amat penting demi untuk menjamin
kesempurnaan hidup manusia.
Zaman emperium Romawi, dibawah
Caesar Julius dan Agustus Caesar ditandai dengan penganut Doktrin Pro-natalis.
Dalam hal ini penduduk yang banyak
mutlak harus dipersiapakan untuk kesiapan angkatan perang yang akan menjamin
keselamatan emperiumnya. Jadi paham ini lebih banyak dianut oleh raja-raja
zaman dahulu atau paling kurang masih memiliki pemikiran tradisional.
II. Doctrine Anti – Natalis
Paham ini didominasi oleh aliran
kristenisi yang mulai berkembang di Eropa Tengah, dan doktrin ini berkembang
dengan sangat pesat.
Dewasa ini hampir semua negara
berkembanng atau maju sudah menganut doktrin Anti-Natalis, karena dalam
kenyataannya proses pembangunan ekonomi harus berorientasi pada keseimbangan
antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
” Pandangan Maltus”
Thomas Robert Maltus (1798) seorang
ahli di bidang ekonomi yang juga seorang pendeta terkenal di Inggris. Maltus
saat itu berpandangan bahwa : penduduk memiliki kemampuan laur biasa untuk
berkembang. Jika pertumbuhan penduduk tersebut tidak dikendalikan maka
pertumbuhannya akan mengikut deret pola ukur (2, 4, 8, 16, 32, ……), sedangkan
pertumbuhan ekonomi dan pangan akan mengikuti deret pola hitung (1, 2, 3, 4, 5,
…………)
Menurut Maltus ada 2 cara
pengendaliannya, yaitu :
1.Positive Check : yaitu cara
pengendalian yang tidak moralis dan tidak dapat dikontrol seperti perang,
wabah, atau perlakuan manusia lainnya yang tidak berperikemanusiaan.
2.Preventive Check : yaitu dengan
pengekangan moral dalam membatasi kelahiran (birth control ). dan untuk ini
cara yang dianjurkan adalah dengan menunda atau pendewasaan perkawinan (PUP)
Maltus sendiri pada waktu itu
konsekuen dengan apa yang diucapkannya yaitu dengan menikah pada usia 35 tahun
dan hanya punya 2 anak. Maltus sangat yakin bahwa secara alamiah
konsekuensi pertumbuhan penduduk yang tidak bisa dikendalikan adalah kelaparan,
alasannya adalah :
-Manusia memiliki kemampuan
berkembang secara alamiah dan tidak terbatas secara natural
-Sedangkan penigkatan makanan selalu
tidak akan mengimbangi pertumbuahn penduduk.
-Pertumbuhan penduduk yang pesat
juga akan menciptakan pengangguran (unemployment)
Pendapt Maltus sendiri banyak
mendapatkan sanggahan dari berbagai pihak karena Maltus tidak mempertimbangkan
kemajuan tekhnologi.
Paham Marvist
Karl Marvist dan Friedrich Engels
(1834) adalh generasi sesudah Maltus.
Paham Marvist umumnya tidak setuju
dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan
nurani manusia.
Dasar Pegangan Marvist adalah :
-Beranjak dari pengalaman bahwa
manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman.
-Beda pandangan Marvist dan Maltus
adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi
kecepatan pertumbuhan penduduk.
Sumber : 1 2 3 4 5 6
Kebudayaan :
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
adalah 3 hal aspek kehidupan yang saling berkaitan. Penduduk adalah kumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu, sedangkan
masyarakat menurut R. Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya
berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Ini
berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin
akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena adanya
penduduk. Sedangkan budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Kepadatan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk lebih
tinggi di negara berkembang (merah) dibanding dengan negara maju (biru)
Kepadatan penduduk dihitung dengan
membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
Beberapa pengamat masyarakat percaya
bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa
penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa
menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk.
Negara-negara kecil biasanya
memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura,
Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk
tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.
[sunting] Piramida penduduk
Distribusi usia dan jenis kelamin
penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu
piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah penduduk pada
sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki
ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di
bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan
perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan
angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk
piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya
hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan
usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta
(lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan
tingginya risiko kematian.
[sunting] Pengendalian jumlah
penduduk
Piramida penduduk yang menunjukkan
tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Pengendalian penduduk adalah
kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah
kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian
jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian
penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan
kebijakannya ‘satu anak cukup’; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan
terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta
sterilisasi wajib
Indonesia juga menerapkan
pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB),
meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program
ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.